Bapakku Versus Kucing Tetangga




         Tadi malam, aku mimpi melihat pesawat berputar-putar di atas rumahku. Ada asap di ekor sayap itu. Aku melihat dari rumah tetanggaku yang berjarak kurang lebih 100meter. Kuperhatikan pesawat itu lama-lama ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah hingga akhirnya menjatuhi rumahku dan beberapa rumah di sekitarnya. Aku sontak berlari menuju rumahku, suara bising mengganggu telingaku, keras sekali suaranya. Kulihat bagian belakang rumahku hancur dan ada ayahku berdiri di atas puing-puing rumah dan pesawat. Anehnya suara bising itu makin keras...keras...keras...keras...sampai akhirnya aku terbangun dengan posisi duduk. Tapi suara bisig tadi masih terdengar.. "GRAAAKKK..GGRRAAAKKK...BRAAAAKKK!!!" Suara yang terakhir sangat keras, akupun langsung melihat keadaan rumah dengan perasaan takut kalau mimpiku jadi nyata. Tapi mimpiku meleset, ternyata ternit ruang tengahku ambrol. Ayahku menyusulku dan bertanya ada apa, aku pun bilang dengan santai kalau ternitnya jebol dan besok pagi saja membereskannya. Meski aku sudah bilang begitu, ayahku tetap mengecek TKP. Karena masih dini hari, aku kembali membaringkan diri. Sayup kudengar suara ayahku sedikit kaget (ayahku tidak pernah teriak). Aku beranjak melihat keadaan ayah, tapi saat aku akan masuk ke ruang tengah, seekor mahluk coklat keorenan menyusup di bawahku.

         "Pa, kucing!!"
         "Wes ngerti (udah tau)."
      Si kucing yang lumayan gendut itu mulai masuk menjelajahi rumah, kamar mandi, gudang, dan kamar. Kakak dan ibuku sampai berlarian karena takut dicakar. Ya ampun beberapa menit yang lalu aku masih di dalam, tapi sekarang terjadi kehebohan karena kucing gendut itu. Karena jengkel, ayahku mengambil sapu dan mengejarnya. Aku bingung apa yang harus aku lakuin, aku suka kucing, tapi kali ini kucingnya nakal banget. Ayahku membuka pintu depan dan mulai menggiringnya ke ruang tamu agar si kucing bisa keluar. Sayangnya si Kucing malah berdiam di pojokan di bawah kursi, mungkin dia takut dengan ayahku. Karena si kucing panik, bukannya menuju pintu yang sudah terbuka lebar, tapi dia malah memanjat gorden di ruang tamu. Entah dia lupa sama ukuruan tubuhnya yang gendut atau bagaimana alhasil penyangga gordenku ambrol...huft...benar-benar keributan. Ruang tamu dan ruang tengahku berantakan, ayahku pun masih kejar-kejaran dengan si kucing, sedangkan aku kebagian menjaga ruang tengah agar si kucing tidak masuk lagi. Setelah beberapa lama, pertempuran dimenangkan oleh ayahku (ya iyalah), si kucing berhasil kabur.... Aku baru sadar kalau itu kucing milik tetanggaku, sekarang mungkin dia kapok kembali lagi ke rumahku..haha..Dan karena sudah terlanjur bangun, aku dan ayahku beres-beres rumah  yang sangat berantakan...haduuuhhh....
Meski begitu, dalam setiap peristiwa selalu ada hikmah. Ternitku yang jebol itu justru memperlihatkan betapa buruknya keadaan rumah kami yang sudah cukup tua itu. Kami jadi bisa melihat beberapa genting yang rusak, tergeser, dan lapuk. Jadi kami bisa memutuskan untuk segera membetulkannya agar tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk...hahaha,,,miaw...





ngomong-ngomong gaya bahasaku tumben-tumbenan agak sopan..haha

2 komentar:

  1. Anonim mengatakan...
  2. woooooooowwwwwwwwww....
    suuiiiiiii banget aku ga mampir dimari.....
    maap lair bathin ya ang.....


    -iteMz-

  3. Cuma Angling mengatakan...
  4. sama-sama teeeemmmzzz...maap lair batin juga...
    kapan ceritamu berlanjut?

Posting Komentar

 
Copyright 2011 Cuma Angling