Komitmen dan Konsisten


Komitmen dan Konsisten


Tiba-tiba pengen posting tentang ini, soalnya aku sadar aku orang yang kurang konsisten dalam menjalankan komitmen ku... Aku harap dengan postingan ini bisa bantu aku dan temen-temen yang baca agar bisa menghargai komitmen dan konsisten, lebih-lebih bisa menjalankannya dengan baik...amiiin,,
cekibrut:



Sering kali kita mendengar atau membaca berita tentang ucapan pejabat ini atau tokoh itu, tentang opini terhadap suatu masalah. Namun belakangan hari tiba-tiba muncul statemen atau tindakan yang sangat tidak sesuai dengan apa yang pernah diucapkan sebelumnya.
Tidak sekedar tokoh atau pejabat, kawan, kita pun (termasuk saya) tak luput dari hal yang seperti itu. Hal yang paling sederhana adalah ketika kita mengajari anak kita. Misalnya, kalau makan harusnya duduk & pakai tangan kanan. Awalnya memang susah menanamkan suatu kebiasaan baik, untuk anak-anak biasanya kita masih toleransi tapi terus diingatkan. Nah, ketika anak kita sudah terbiasa, awas!, kita yang jadi sumber pengamatan dia. Kalau kedapatan kita makan sambil berdiri atau jalan, siap-siap saja kena semprot, dari anak kita sendiri. 

Yang pertama, sikap atau perbuatan baik yang kita tanamkan ~ itu disebut sebuah komitmen. Sedangkan pelaksanaanya, yang awalnya harus dilatih dan diingatkan selalu, itu adalah konsitstensi.
Kata Komitmen dan Konsisten memang dua kata yang bukan berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu, sehingga kata tersebut memang lebih mudah diucapkan dibanding dipraktekan.
Komitmen lebih kepada hasil kesepakatan bersama, yang kemudian menjadi semacam “aturan” meskipun bisa jadi aturan tersebut hanya terbatas pada orang-orang yang terlibat di dalamnya. Rule of the game, only the one who join to the game. (wah malah susah lagi nih bahasanya )
Konsistensi atau dalam istilah lain kita sering mendengar istiqomah, adalah sikap yang selalu senantiasa menjaga dan menjalankan komitmen yang sudah disepakati dan dipahami. Sampai kapanpun dan dimanapun, dalam kondisi apapun. Selama komitmen tersebut mengikat pada “game” yang dimainkan. Begitulah kira-kira.
Kalau kita (baca: saya) cermati, masalah-masalah yang muncul dalam masyarakat kita, umumnya bersumber dari dua kata tersebut yang tidak dijalankan dengan benar atau setidaknya tidak tersampaikan dengan benar.
Coba cek, masalah lalu lintas ? Sudah ada komitmen utk menggunakan helm standar, kendaraan lebih kecil, pejalan kaki didahulukan. Dan seterusnya. Problem pertama, rule tidak tersampaikan secara maksimal, karena pengguna jalan lebih suka memiliki SIM “tembakan”, jadi tidak merasakan sulitnya ujian atau kursus untuk bisa mengetahui, memahami dan mengikuti aturan main. Lebih dahsyat lagi, penegak hukumnya merasa nyaman dengan “peluru nyasar” dari “tembakan” SIM tersebut. Gayung bersambut dalam persekongkolan Un-commit & Un-Consist. Bah….
Contoh yang lain masih cukup banyak, umumnya terkait dengan istilah lain yang nyaring kita dengar; Korupsi, Kolusi, Nepotisme, Maling, Penyalahgunaan wewenang, Salah Prosedur (emang sengaja disalahi). dan sejenisnya.
Buat saya pribadi, sangat tidak mudah memang untuk Komitmen dan Konsisten. Terutama dalam hal konsisten atau istiqomah. Sebagai manusia wajar memiliki kelemahan dan kekurangan. Yang tidak wajar adalah ketika kelemahan dan kekurangan justru menjadi tunggangan dalam pembenaran terhadap tindakan Un-Commit & Un-consist.
Teringat kisah orang mulia, Rasulullah SAW, seorang Nabi Akhir Zaman. Beliau sampai beruban ketika mendapatkan perintah berupa firman ALLAH SWT dalam surat Hud(11) ayat ke 112. Hal itu menggambarkan betapa besar bobot dari ayat tersebut dan betapa dalam arti istiqomah (=konsisten) yang diperintahkan dalam ayat tersebut. Ayat ini menyuruh untuk tetap beristiqomah di jalan yang benar.
“Oleh itu, hendaklah engkau (wahai Muhammad) sentiasa tetap teguh(Istiqomah) di atas jalan yang betulsebagaimana yang diperintahkan kepadamu (Komitmen untuk taat kepada Allah), dan hendaklah orang-orang yang ruju` kembali kepada kebenaran mengikutmu berbuat demikian dan janganlah kamu melampaui batas hukum- hukum Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.” QS Hud:112.
Ciri-ciri orang yang istiqomah yang saya dapat dari Blog Abahdilah (http://abahadilah.blogspot.com/2007_03_01_archive.html) adalah :
1. Tidak cenderung kepada orang-orang yang dzolim (QS 11:113).
Lebih cenderung untuk berjamaah dengan orang-orang yang benar, lebih percaya kepada orang yang bobot keimanannya baik.
Alloh tidak pernah memandang orang karena hartanya tetapi lebih karena ketakwaannya.
2. Mendirikan sholat (QS 11:114)
Orang yang istiqomah dapat dilihat dari kualitas dan instensitas sholatnya.
nabi sampai beruban rambutnya, karena memikirkan istiqomah
Semoga kita bisa menjaga Komtimen dan Konsitensi, setidaknya ada satu diantara uban kita, ada karena memikirkan komitmen dan konsistensi (istiqomah).

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2011 Cuma Angling